Yogyakarta, 5 Agustus 2025 — Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta (FIP UNY) menerima kunjungan dari Direktorat Pengembangan Kelembagaan Ekonomi dan Investasi Desa, Daerah Tertinggal, Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDTT), dalam rangka penjajakan kerja sama strategis yang bertujuan untuk mendukung pembangunan ekonomi dan pendidikan di kawasan transmigrasi.

Kegiatan ini berlangsung pada hari Selasa, 5 Agustus 2025, bertempat di Ruang Sidang Lantai 3 Gedung Moh. Amien FIP UNY. Rombongan dari Kemendes PDTT disambut langsung oleh pimpinan FIP UNY yang diwakili oleh Wakil Dekan Bidang Perencanaan, Keuangan, Umum, dan Sumber Daya, Dr. Agus Basuki, M.Pd.

Dalam sambutannya, Dr. Agus Basuki menyampaikan bahwa FIP UNY sangat terbuka terhadap kerja sama lintas kementerian, khususnya dalam bidang penguatan kapasitas sumber daya manusia di daerah transmigrasi melalui pendidikan dan pelatihan. Ia menegaskan bahwa kolaborasi antara dunia pendidikan dan pemerintah sangat penting untuk mendukung tujuan pembangunan berkelanjutan, terutama dalam aspek pemerataan kualitas pendidikan dan peningkatan ekonomi lokal.

Sementara itu, pihak Direktorat Pengembangan Kelembagaan Ekonomi dan Investasi Desa menjelaskan bahwa kerja sama ini merupakan bagian dari upaya memperluas jaringan mitra strategis dalam rangka meningkatkan keberhasilan program transmigrasi, baik dari sisi kemandirian ekonomi masyarakat maupun penguatan kelembagaan pendidikan di daerah tertinggal.

Apa Tujuan Penjajakan Ini?

Penjajakan ini bertujuan untuk membangun sinergi antara FIP UNY dan Kemendes PDTT dalam pengembangan program pendidikan, pelatihan, penelitian, serta pengabdian masyarakat yang terintegrasi dengan kebutuhan kawasan transmigrasi. Selain itu, kerja sama juga diharapkan dapat membuka peluang inovasi dalam pengembangan model pendidikan kontekstual berbasis lokalitas desa.

Bagaimana Rencana Tindak Lanjut?

Sebagai tindak lanjut dari pertemuan ini, kedua pihak sepakat untuk menyusun nota kesepahaman (MoU) sebagai dasar kerja sama, yang mencakup program-program peningkatan kapasitas masyarakat, pelatihan guru di daerah transmigrasi, hingga penyusunan kurikulum berbasis kebutuhan lokal.

Mengapa Ini Penting?

Kerja sama ini diharapkan menjadi langkah awal yang strategis dalam menjawab tantangan kesenjangan akses pendidikan dan ekonomi di wilayah transmigrasi, serta memperkuat komitmen bersama dalam membangun Indonesia dari pinggiran, sebagaimana amanat Nawacita.